love

love

Anggin Wahyu Herawati

Foto saya
Pacitan, Pacitan-Jawa Timur, Indonesia
Hi, kawan! Perkenalkan nama saya ANGGIN WAHYU HERAWATI, seorang cewek yg dilahirkan pd tgl 8 Oktober 1987 di Pacitan, dan prnh sekolah di SDN Baleharjo 2, SMPN 1 Pacitan, SMA N 2 Pacitan, serta Universitas Negeri Semarang (UNNES) dg menyandang gelar S,Pd. dari jur.B.Inggris. Saya ucapkan terima kasih pd kalian yg udh menyempatkan mampir di blog saya ini. Blog ini merupakan buah pikiran saya mengenai berbagai macam isi hati saya tentang masalah yang saya hadapi, kritikan, saran, atau segala sesuatu yang jarang atau belum dipublikasikan. Dan Alhamdulillah yah,,,Tulisan2 yg ada di blog ini sudah cukup banyak yg sukses terekam dlm rmh Mbah Google.Hehe.. Atau mungkin kalian bisa mampir di blog ini karena mendapatkan petunjuk dari Mbah Google. Okay dech, Selamat menikmati blog ini yah :)

Blog Pembuka Diisi oleh Foto Narsis Bareng Bupati Pacitan (Bp.Indartato) serta Segenap Rekan Kerja

Blog Pembuka Diisi oleh Foto Narsis Bareng  Bupati Pacitan (Bp.Indartato) serta Segenap Rekan Kerja

Sabtu, 21 Juli 2012

HOW ARE YOU, MY BLOG ????


Seandainyan Blog ini adalah suami saya, tentu dia akan sakit hati karena sudah sekian lama tak pernah saya sentuh. Dan bisa-bisa saya dipanggil "Bu Toyib" yang gak pulang-pulang, apalagi Blog ini sudah sangat 'Jablay' rupanya...haha.... :D Maafkan saya, My Blog. Sungguh tiada maksud hati meninggalkanmu. Selama ini minat menulis saya entah mengapa jadi menurun drastis gini :(
Mungkin karena ada media lain yang lebih mudah dan lebih efektif serta efisien dalam menuangkan segala buah pikiran saya (Facebook atau Twitter misalnya). Namun Facebook kadang juga gak terlalu nyaman kalau diajak curhat...Soalnya selain comment2nya ada yang gk berisi, kadang ada juga yang menyalahgunakan akun Facebook saya. Itulah yang bikin saya gak nyaman. Selain Facebook, Twitter hanya media menulis dengan kapasitas yang terbatas. Jadi tetap saja saya lebih nyaman menulis panjang lebar di Blog ini. Banyak hal yang telah terjadi selama saya tidak pernah menulis lagi. Dan saya cukup menyesali diri tidak menuliskan hal-hal yang telah berlalu dan itu adalah bagian dari cerita hidup saya, sejarah diri saya....

Hal yang masih hangat dan masih membekas dan perlu saya tuliskan disini adalah bahwa saya telah menyelesaikan pendidikan sarjana saya. Di waktu-waktu akhir pendidikan, saya bertemu dengan senior saya yang dulu tidak pernah saya duga sebelumnya mempunyai pemikiran yang luar biasa. Terbukti ternyata saya pernah salah menilai orang. Dari senior inilah, saya mulai termotivasi untuk membaca lebih banyak lagi. Lebih sering lagi karena ternyata pengetahuan saya masih jauh dibandingkan dengannya. Untuk itulah saya berpikir bahwa alangkah baiknya jika saya memperbanyak ilmu dulu dengan banyak membaca buku, baru kemudian saya mulai lagi dengan menulis. Menulis hal-hal yang lebih bermutu lagi, berisi lagi. Bukan sekedar hanya curahan hati kegalauan belaka. wkwkwk...

Sekarang saya akan memulai kembali menumbuhkan minat menulis dengan perlahan. Semoga kelak mimpi saya dapat terwujud. Saya ingin menuliis apa yang menjadi pemikiran saya selama ini. Tentang apa saja. Dan tentunya saya berharap tulisan saya akan bermanfaat bagi siapa saja yang membaca tulisan saya di Blog ini.
Hope and Pray, read and Write !!!
Cayoo !!!! ^__^

Senin, 14 November 2011

DIMANA KETENANGANKU????

Ya ALLAH,,,, apakah yang sedang terjadi pada hati hamba  ini???? kenapa rasanya begitu sesak, sumpek dan begitu banyak yang bersarang di dalamnya???? Seolah-olah rasanya ingin ku berteriak kepada dunia, berteriak dengan sekeras-kerasnya. ”Kembalikanlah Ketenangan Hatiku....Aku tidak tahan seperti ini terus”. Selalu berada dalam zona yang membuat hatiku menjadi tidak tenang dan tidak nyaman. Kemanakah Engkau duhai “ketenangan”???? Kepalaku terasa begitu berat bagai dihantam gelombang tsunami yang dahsyat, rasanya tak kuasa aku menahan ini semua. Air mata yang ada pun tak kan sanggup meleraikan sakit ini. Hati, jasad, dan pikiranku begitu tersedak oleh bebatuan hidup yang rasanya tak sanggup aku memecahkannya.

Ya ALLAH,,, bantulah hamba….
Leraikanlah masalah hidup hamba…
Buatlah hati hamba menjadi tenang dengan caraMu…
Jangan biarkan hamba menghadapi masalah ini seorang diri…
Hamba tak kuasa, Ya ALLAH..hamba sungguh tak kuasa…
Damaikanlah hati ini Ya ALLAH…
Ampunilah dosa dan kesalahan hamba…
Jika bukan karena dosa yang telah hamba perbuat,
Engkau takkan memberikan Azab ini pada hamba…
Betapa ingkarnya hamba padaMu…
Ya ALLAH yang Maha Pembolak-balik hati,
Teguhkanlah hati ini dalam ketaatan kepadaMu…
Jangan biarkan hamba menjalani kehidupan ini tanpa petunjukMu..
Duhai Ya ALLAH.....
Tiada tempat di dunia ini yang mampu membuat hamba menjadi tenang,
Kecuali dengan ketenangan yang Engkau berikan.
Tak sanggup hamba membayar ketenangan, dengan harta sebesar apapun,
Hamba pasrahkan semuanya kepadaMu, Ya ALLAH
Hamba Mohon Ampun…Hamba Mohon Ampun… :'(

(Malam Selasa seorang diri disudut kamar penuh derita)

Senin, 10 Oktober 2011

My 24th Birthday (08 Oktober 2011)

Tiada kata lain yang terucap dari mulut ini selain kata Alhamdulillah sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT yang masih memberikan kesempatan kepada seorang anak manusia ini untuk menghirup segarnya udara, merasakan manisnya gula, melihat indahnya warna-warni dunia dan juga merasakan pahit getir kehidupan di dunia ini. Jika bukan karena nikmat dan kehendak dari Allah SWT Tuhan Penguasa Alam Semesta ini, saya yang hanyalah manusia biasa dan makhluk yang sangat tidak berdaya ini apa masih bisa menikmati merdunya suara tasbih semesta alam ini? Jawabnya tidak. Dan di 08 Oktober 2011 ini genap 24 tahun sudah tubuh yang tiada punya daya ini telah bergulat dengan hiruk pikuk yang terjadi di dunia ini.
24 tahun bukanlah waktu yang sangat singkat. Sudah hampir 1/2 umur manusia ini telah terlampaui. Muncul sebuah pertanyaan, apa saja yang telah dilakukan selama 24 tahun ini? Sudahkah hampir 1/2 dari umur manusia yang telah terlampui ini memiliki manfaat dan tidak hanya dilalui dengan sia-sia?
Dan di 24 tahun ini juga berarti manusia ini sudah menjalani 3 Fase kehidupan, yakni bayi, anak-anak, dan remaja. Dan di 24 Tahun ini apakah anak manusia ini sudah pantas di sebut dengan manusia dewasa? Jika sudah, siapkah seorang manusia biasa ini menjalani fase ke 4 hidup sebagai manusia dewasa yang mana di setiap apa yang dilakukannya akan ditanyakan pertanggungjawabannya.
Dan di permulaan 24 tahun ini biarlah manusia yang penuh dengan kekurangan ini sejenak meraba dan mendengarkan pelannya suara hati yang nyaris tak “terdengar” lagi ini. Biarlah dengan segala kekurangannya mencoba belajar dari apa yang telah terjadi di 23 tahun yang lalu guna mempersiapkan diri menghadapi tahun ke 24-nya, yang mana sejuta angan dan harapan yang indah sudah berada dalam pikiranya, manis pahitnya kehidupan sudah menanti untuk dicicipinya, serta berton-ton beratnya tanggungjawab telah menanti untuk dipikulnya.
Dengan penuh harap, izinkan manusia yang lemah ini berharap di tahun ke 24nya bisa menjadi tahun yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya serta bisa menjadi manusia lemah yang memiliki manfaat kepada keluarga dan semua orang di sekitarnya.
Dan di 24 tahun ini.. Biarlah hati memantapkan niat dengan mata memandang jauh kedepan penuh harapan.. Bismillah… Selamat datang tahun ke 24… Selamat datang waktu esok!!!!!

Jumat, 30 September 2011

GOOD BYE SAKIT HATI


            Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mau kecewa karena dikhianati orang yang dicintai, sedih karena merasa ditinggal orang yang disayangi, atau marah karena mendapat perlakuan tidak adil. Semua itu bisa menjadi luka dalam yang kalau nggak diobati, maka akan jadi penyakit hati menahun yang selalu menyertai kita seumur hidup. Nggak ada hal yang lebih menyedihkan kalau hidup kita selalu memikul beban “sakit hati” tersebut. Kenapa? Karena kita nggak pernah merasa damai dan “lepas”. Bayangin saja, mata kita pasti capek karena terus ngeluarin air mata. Belum lagi ditambah rasa benci, nggak percaya orang lain, dendam ... pokoknya bawaannya ”parno” lah!
Sebenarnya penyakit hati ini bisa disembuhkan. Asalkan kita tahu bagaimana menyikapinya.
            Tapi sebenarnya, apa iya kalau sakit hati itu mesti dilampiaskan dengan cara yang ekstrem dan cenderung negatif? Atau adakah cara lain yang bijak?????? (ini mngkn yg msh q bingungkan)
            Kalau menurut aku, cara jitu bagi orang yang penuh marah untuk bisa bebas dari beban adalah ”memberikan maaf”. Dengan melepas kekesalan dan membuang jauh-jauh pikiran balas dendam, rasa marah bisa terangkat dari pundak kita. Sakit hati juga semakin mereda dan kita bisa melupakan kesalahan orang lain.
            Well, mengucapkan selalu lebih mudah daripada melakukan, meskipun kita tahu bahwa kita punya kesulitan dalam hal memaafkan. Sebaiknya kita ingat, memaafkan bukan berarti kita kalah kok, justru sebaliknya memukul telak orang-orang yang telah menyakiti kita dengan kasih. Memaafkan juga menunjukkan penghargaan kita terhadap diri sendiri, karena kita telah membebaskan hati kita dari rasa sakit. Dengan kata lain, memaafkan akan membantu kita menata kembali serpihan hati kita yang telah berantakan.
            Daripada nangis dan bikin mata bengkak, mengurung diri di kamar, memusuhi semua orang, atau bahkan malah mengkonsumsi narkoba dan bunuh diri segala, mending kita cari cara lain yang lebih baik untuk mengatasi rasa sakit hati kita. Kita masih muda dan kayaknya waktu kita akan sia-sia kalau hanya dihabiskan untuk marah, dendam, mengasihani diri sendiri dan menyesali kondisi. Semuanya bakalan percuma karena gak bakal bikin keadaan kita lebih baik!
            Kalau kita melakukan hal-hal bodoh sebagai ungkapan sakit hati, mungkin kita akan merasa lebih baik karena emosi kita tersalurkan. Tapi itu cuman rasa nyaman sesaat dan bikin kita tambah terpuruk. Lebih baik sebagai pelarian, kita menggali potensi yang ada dalam diri kita seluas-luasnya dan berusaha menggapai impian kita. Dengan begitu, kita merasa lebih ”hidup” dan memandang segala sesuatu lebih dewasa.
            Mungkin kalian pernah mendengar pepatah mengatakan ”Setelah badai hujan, pasti muncul pelangi”. Aku juga baru sadar kalau hidup ini penuh harapan. Pasti ada sesuatu yang indah menunggu kita di depan sana. Orang yang berani bukan orang yang meninju lawannya sampai roboh, tapi orang yang mau menghadapi kenyataan dan tetap melangkah maju, betapa pun sulitnya pergulatan hidup yang ia hadapi. Buktikan kepada diri sendiri dan semua orang bahwa kita mampu melewati semuanya. Sesedih apapun kita, sesakit apapun hati ini, kita harus tegar dan jangan mau kalah sama keadaan. Itu baru layak dapat acungan jempol! Bener kan prend????
             Mungkin ada manajemen sakit hati untuk bisa memaafkan dan punya harapan buat masa depan. (Ini menurut versi aku sich)
1.      Tarik napas panjaaaaang dan terimalah kenyataan. Belajar melihat bahwa hal-hal yang terjadi dalam hidup kita nggak selalu sesuai dengan apa yang kita mau.
2.      Cari seseorang untuk curhat tentang masalah kita. Kalau takut bocor, mungkin bisa curhat sama diary. Pokoknya jangan dipendam sendiri. (Cz aku pernah ngrasain malah tambah sakit kalau dipendam sendiri)
3.      Jangan menyembunyikan sakit hati buat diri sendiri apalagi sampai menutup diri karena takut untuk sakit hati lagi. Justru dengan begini malah bikin kita jadi sasaran buat marah, kepahitan, dan kasihan sama diri sendiri.
4.      Dekatkan diri pada Allah. Dengan berdoa, aku yakin kita bisa semakin kuat, punya pandangan, dan nggak gampang jatuh. Memohon kepada Allah untuk bisa membersihkan hati dan pikiran dari rasa marah, dendam, dan sakit hati. Supaya kita bisa memaafkan dengan tulus.
Daripada menutup diri, jadi budak narkoba, atau malah bunuh diri, kita bisa mengubah sakit hati menjadi sesuatu yang lebih penting buat hidup kita. Misalnya saja:
1.      Daripada nge-drugs atau bunuh diri, mendingan kita olah  raga, main musik, atau melakukan sesuatu yang kita suka buat membangkitkan semangat hati.
2.      Patah hati nggak berarti menutup diri buat cowok / cewek lain. Mungkin itu justru malah merugikan diri kita sendiri ! Buktikan kalau kita bisa mendapatkan pacar baru yang lebih ”berkualitas” dibanding mantan.
3.      Habiskan waktu dengan teman-teman biar nggak ngerasa kesepian dan biar nggak berpikir aneh-aneh.
4.      Kalau perlu, tulis kisah hidup kita yang penuh warna itu dalam jurnal yang buesaaaarrr...... Kalau selesai, siapa tahu bisa dijadikan sebuah novel keren karya kita sendiri. Hehe...
Hmmm,,,,,siapa bilang sakit hati bikin kita jadi nggak produkif.....????

Orang yang melihat dunia dengan penuh curiga dan sinisme,,,justru bisa memperpendek umur mereka sendiri............
Cayoo....... !!!!!!!!

(By: Nagin)

Selasa, 20 September 2011

MARI BELAJAR DARI KESALAHAN

Pikiran manusia memang sulit untuk dikendalikan. Dalam hidup, terkadang kita banyak menggunakan pembenaran untuk hal yang sebenarnya salah / kurang baik. Dalam hal ini adalah karena untuk pembelaan terhadap diri sendiri. Kita mungkin kerap melihat kesalahan orang lain dibanding dengan bercermin pada diri kita sendiri. Kuman diseberang lautan tampak, sementara gajah dipelupuk mata tak tampak. Begitulah sifat yang barangkali masih kita miliki. Kita begitu jelas melihat kesalahan orang lain. Dan godaan terbesar kita adalah menyebarkan kesalahan itu kepada orang lain. Inilah godaan yang sering membuat kita lalai. Kita begitu asik membicarakan kesalahan orang lain, serta keburukan2 orang lain. Dan terkadang kita tidak dapat melihat kebenaran dan kebaikan yang dilakukan oleh orang lain, yang dalam hal ini dikarenakan oleh iri hati atau ketidaksukaan pribadi. Sulitnya melihat kebaikan sebagai kebaikan, kesalahan sebagai kesalahan. Semua dikarenakan sangat sulit untuk menilai diri sendiri, sulit membangkitkan kebaikan di dalam diri, dan sulit mengendalikan kesalahan diri sendiri.
Apapun itu, selama kita dapat mempelajari sifat-sifat kita, menyadari semua kesalahan kita, dan berusaha untuk mengubah diri kita ke arah yang benar dan positif, semua adalah baik adanya dalam hidup kita. Siapapun diantara kita, betapapun merasa punya ilmu dan penguasaan wawasan yang cukup, tetap saja tidak bisa lepas dari kesalahan. Memang, ketika orang melakukan kesalahan itu wajar, hanya saja, bisakah kita senantiasa bisa belajar dari kesalahan itu, mengambil hikmah dari setiap langkah-langkah yang keliru. Inilah proses yang semestinya dilalui orang yang berwatak pembelajar untuk menuju pribadi mulia. Kesalahan memang bukan untuk ditakutkan apalagi direncanakan, kesalahan adalah sebuah pembelajaran berharga dalam kehidupan kita. Tidak ada orang yang selama  hidupnya tidak pernah berbuat kesalahan, tetapi kita dapat belajar dari kesalahan. Apapun harus dapat diterima, apapun harus mau dipelajari ( dalam konteks hal yang positif ). Maka kita akan menjadi lebih baik lagi. Walaupun sulit tetapi harus di praktekkan, jangan berhenti sampai ditengah jalan harus berjuang agar hidup kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi ( better and better). Mari kita bersama-sama melangkah dalam kemajuan hidup bukan sebaliknya. sadari semua orang memiliki kelebihannya sendiri, memiliki kekurangannya sendiri dan harus terus berusaha untuk bersama-sama saling mendukung dan memotivasi.
Hari ini, saya tidak bermaksud untuk menyalahkan siapa-siapa. Hanya ingin mengajak untuk melihat diri kita, dan tentunya diri saya pribadi tentang fenomena setiap kesalahan yang diperbuat oleh setiap manusia di sekitar kita. Entah kawan, saudara maupun tetangga-tetangga kita. Kita mungkin seringkali mendengar kabar keburukan orang lain. Dari sini, lantas kita sesekali ikut-ikutan menyebarkannya, padahal kabar itu belum tentu kebenarannya. Bisa jadi hanya fitnah belaka.
Adakalanya kesalahan itu kita perbuat tanpa kesadaran dan jauh dari akal sehat kita sedangkan kita harus bisa belajar dari kesalahan yang pernah kita perbuat. Janganlah meremehkan kesalahan yang kecil maupun besar akan tetapi kesalahan yang besar ada karena kesalahan yang kecil ditumpuk-tumpuk sehinggan menjadi besar seperti "Bola Salju" kurang lebihnya. Kita sebagai mahluk yang diberikan akal dan fikiran sungguh tidak layak jika perbuatan kita sama seperti "Binatang" yang tidak mengetahui mana yang salah dan mana yang benar. Oleh karena itulah kita harus berupaya melakukan hal yang terbaik untuk mencapai hal yang baik pula. Belajar itu tidak hanya dari satu atau dua hal tapi bisa belajar dari banyak hal tergantung bagaimana kita mau dan mengidentifikasikan hal tersebut menjadi baik untuk kita. Bagaimana kita belajar dari kesalahan? Jawabannya adalah mengidentifikasikan dan juga mencari hal yang baik dan bermanfaat dari kesalahan yang kita perbuat sehingga tidak mengulanginya. Temukan hal positif dari setiap kesalahan yang kita perbuat dan jugu berupaya menanamkan kaedah atau manfaat yang senantiasa bermanfaat khususnya untuk kita sendiri.
Belajar dari kesalahan merupakan hal yang positif untuk diri kita mencapai hal yang baik pula sehingga kita bisa mengetahui apa-apa yang kita bisa ambil dan pelajari dari kesalahan yang memberikan kita sesuatu hal yang tak ternilai harganya. Mari kita belajar dan berupaya menjadikan kita sebagai orang yang berguna dangen belajar dari kesalahan memperkaya kita dan juga sebagai modal kita untuk terus mewujudkan kita menjadi seorang yang penuh makna. Yang terpenting juga jangan takut untuk melakukan kesalahan tapi yang perlu kita takuti adalah tidak bisa memperbaiki dari kesalahan yang diperbuat dan mampu dipertanggung jawabkan. Berani karena benar takut karena salah itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup kita ini.

So, Think about your future possibilities and the fact that your potential is virtually unlimited.
You can do what you want to do and go where you want to go.
You can be the person you want to be.
You can set large and small goals and make plans and move step-by-step, progressively toward their realization.




Semoga bermanfaat...... :)


Senin, 29 Agustus 2011

BODOHNYA UMAT ISLAM DALAM MENANGGAPI PERBEDAAN 1 SYAWAL

Perbedaan dalam menentukan tanggal 1 Syawal (Hari Lebaran pertama) mulai terjadi sejak tahun 1993. Sebelumnya tak pernah ada perbedaan, selalu sama. Setelah perbedaan tahun 1993 tersebut, berkali-kali berbeda dalam menentukan 1 Syawal.
Ada kelakar begini: Umat Kristen, Hindu, Budha, Konghuchu dan lain-lain itu lebih pintar dan bijak sebab tak pernah berselisih untuk menentukan kapan tanggal hari raya mereka, tapi umat Islam Indonesia ini paling aneh dan bodoh sebab selalu kebingungan menentukan kapan tanggal hari raya mereka. Hehehe…
Banyak yang mengatakan bahwa perbedaan itu rahmat dan mesti dimaklumi. Tetapi saya ingin mengatakan bahwa perbedaan dalam menentukan kapan tanggal 1 Syawal itu adalah sesuatu yang tidak logis. Mari kita pikirkan dengan akal sehat, yang namanya tanggal 1 Syawal itu pasti 1 (satu) hari. Bukan seperti sekarang contohnya, Muhammadiyah bilang tanggal 30 Agustus dan NU serta organisasi lainnya, termasuk yang ditetapkan Pemerintah bahwa tanggal 1 Syawal adalah tanggal 31 Agustus.
Hanya orang bodoh yang dapat membenarkan dua-duanya bahwa tanggal 1 Syawal itu tanggal 30 Agustus dan tanggal 31 Agustus. Siapapun orang Islam, pasti akan memilih salah satunya. Yang menjadi masalah adalah bahwa orang menentukan pilihan itu mestinya atas dasar kepahaman sebab itu menyangkut hukum, dimana haram hukumnya berpuasa di tanggal 1 Syawal dan sebaliknya juga pelanggaran jika tak berpuasa padahal belum tanggal 1 Syawal.
Lalu apakah hal itu akan dibiarkan terus-menerus terjadi kebodohan seperti itu? Kita sudah kenyang dengan pengalaman perbedaan, dan Alhamdulillah, tidak lagi mudah mengafir-ngafirkan kepada mereka yang berbeda dengan kita. Tetapi perbedaan dalam menentukan tanggal 1 Syawal itu, yang membuat umat Islam berada dalam spekulasi hukum, tidak memahami benar mana yang benar kapan sesungguhnya tanggal 1 Syawal itu, harus dicarikan solusi agar persoalan logika dan hukum itu dapat memberikan keyakinan yang pasti. Aneh sekali jika hanya karena pertimbangan ingin mengakhiri puasa lebih cepat maka tanggal 30 Agustus tidak puasa, tapi baru berani salat Id tanggal 31 Agustus karena para kyainya memerintahkankan ikut lebaran tanggal 31 Agustus. Tampaknya orang memandang itu sepele, tapi saya katakan bahwa pembiaran perbedaan untuk menentukan kapan tanggal 1 Syawal tersebut adalah liberalisasi agama Islam yang membodohkan umat. Bagaimana tidak bodoh jika membiarkan orang untuk membenarkan tanggal 1 Syawal itu adalah tanggal 30 dan 31 Agustus, padahal secara akal sehat tanggal 1 Syawal hanyalah 1 (satu) hari?
Untuk itu, negara harus menunjukkan kewibawaannya untuk mengatur rakyat Islam dalam beragama, seperti halnya negara mengatur kapan waktunya naik haji dengan cara apa, serta negara mengatur tatacara pernikahan, pencatatannya dan tatacara perceraian yang dilakukan menurut hukum agama. Semua itu diatur, agar tidak menimbulkan kekacauan sosial, menunjukkan bahwa negara berfungsi.
Guna menghindari kebodohan itu maka negara harus tegas, dengan metode yang ilmiah, rasional dan mau tidak mau memilih landasan syar’i yang digunakan oleh umat Islam pada umumnya, untuk menentukan kapan tanggal 1 Syawal. Selama ini negara telah mengatur itu dengan menentukan kapan tanggal 1 Syawal. Sayangnya keputusan pemerintah itu tidak diberi nilai hukum yang mengikat. Secara teori hukum itu juga hal yang aneh, mengapa keputusan negara kok tidak mengikat. Diikuti boleh, tidak diikuti boleh. Jika begitu, apa gunanya keputusan seperti itu? Hukum macam apa itu?
Hal yang sederhana itu ada yang membenturkan bahwa Indonesia bukan negara agama, sehingga tidak mengatur agama. Ya, bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi cara-cara umat beragama menjalankan hidup mereka tetap harus ditata. Apalagi dalam Islam, tak ada perbuatan hidup ini yang baik yang tak terkait dengan agama. Jika cara hidup umat Islam tak diatur dengan negara, lalu apakah akan membiarkan umat Islam hidup semau-maunya sendiri membuat perbedaan-perbedaan yang kian lama kian liberal?
Negara, bagaimanapun juga berfungsi pula untuk memutuskan perselisihan-perselisihan dan keputusannya mengikat. Jika pemerintah, atas nama negara, telah menetapkan kapan tanggal 1 Syawal, maka rakyat Islam di Indonesia haruslah tunduk. Jika itu benar menjadi kebenaran bersama, jika itu salah menjadi kesalahan bersama yang bernilai benar, sebab kesatuan umat menjadi pertimbangan yang utama.

Senin, 22 Agustus 2011

HUKUM DI INDONESIA YANG MAKIN SEMRAWUT

KITA semua pasti sependapat bahwa Indonesia adalah negara hukum. Setiap orang mengatakan, sebagai warga negara yang baik, akan mentaati hukum. Tanpa penegakan hukum yang adil bagi seluruh rakyat, tidak mungkin ditegakkan demokrasi, tidak mungkin ada keadilan hukum, dan tidak mungkin ada perlindungan hukum. Hukum akan bisa dipermainkan. Siapa yang bisa mempermainkan hukum?

Tentu saja orang–orang yang berkedudukan istimewa, kuat, berpengaruh, dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi proses hukum. Mungkin dengan kekuasaannya, mungkin dengan kekayaan yang dimilikinya, dan 1001 jalan yang tidak lazim lainnya. Inilah sebabnya bahwa lembaga penegak hukum mestinya harus independen dari lembaga lainnya, agar bisa menegakkan semboyan "tegakkan hukum meskipun langit akan runtuh".

Tetapi konsep seperti itu tidak jalan di Indonesia sekarang. Sungguh ironis, ada campur aduk peran, sehingga proses hukum di Indonesia semakin semrawut. Kita pasti prihatin akan terjadi Komisi Yudisial Vs Mahkamah Agung, karena Komisi Yudisial akan memeriksa para hakim yang diduga melanggar etika. Dapat dipahami, kalau benar ditemukan pelanggaran etika, proses hukumnya bisa dipersoalkan.

Silakan periksa hakim, biar peradilan kita kacau, kata Ketua Mahkamah Agung. Selain itu, juga mungkin akan terjadi MK Vs KPK, terkait kasus Nazaruddin, bahkan MK Vs Kepolisian, terkait laporan kasus Andi Nurpati. Demikian juga kemungkinan DPR Vs KPK, terkait kasus Bank Century. MK sendiri, sekarang sedang dipersoalkan, begitu besarkah kewenangannya, sehingga bisa mengesankan bisa menjadi lembaga legislasi baru? Memiliki kewenangan membatalkan Undang Undang atau pasal–pasal UU yang dibuat oleh lebih 500 anggota DPR yang dipilih rakyat, sementara hakim MK hanya 9 orang, dimana keanggotaannya tidak dipilih rakyat? Menjadi lembaga super legislatif? Karena itu ada kabar, ada suara hendak merevisi UU tentang MK, yang akan membatasi peran legislasinya. Gejala seperti itu tidak mustahil akan berdampak goyahnya stabilitas politik. Apa yang terjadi kalau borok–borok itu terkuak seluruhnya? Apa yang akan terjadi, kalau benar ada pemalsuan dokumen keputusan MK? Berapa banyak anggota DPR yang haram? Dan berapa pejabat lain yang haram, kalau jabatan Deputi Gubernur BI saja prosesnya diselubungi kasus suap? Kalau sudah ada mafia hukum, sekarang ada mafia KPU dan mafia apa lagi?

Mengapa bisa terjadi? Kita tidak ingin melempar tanggung jawab. Itulah produk kita semua. Adanya MK, Komisi Yudisial, dan KPK adalah produk reformasi, yang dimaksudkan untuk menegakkan hukum yang adil, mencegah adanya UU yang menyimpang dari UUD 1945 serta meningkatkan pemberantasan korupsi dan menegakkan check and balance.

Demikian juga KPU yang bebas dari parpol, agar pemilu bisa berlangsung dengan jujur dan adil. Bahwa ternyata realitasnya berbeda dengan tujuannya, inilah yang harus dievaluasi, agar tidak mencederai reformasi. Wajar kalau kemudian lahir istilah–istilah baru, dari Revitalisasi Pancasila, Restorasi Indonesia, dan kembali ke UUD 1945 yang asli. Sebab, sudah ada kekhawatiran, Indonesia bisa menjadi negara gagal, meskipun sulit dipercayai.

Aneh, negara yang kaya sumber daya alam ini dengan letaknya yang sangat strategis, menjadi negara gagal. Apa kata dunia????? Mungkin sudah saatnya kita berusaha menahan diri, melakukan introspeksi, bahkan oto kritik, apa salah kita masing–masing? Kesediaannya melakukan introspeksi merupakan modal yang sangat berharga untuk mengatasi keruwetan hukum itu. Apa peran kita di depan hukum untuk menegakkan hukum yang adil?