Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mau kecewa karena dikhianati
orang yang dicintai, sedih karena merasa ditinggal orang yang disayangi,
atau marah karena mendapat perlakuan tidak adil. Semua itu bisa menjadi
luka dalam yang kalau nggak diobati, maka akan jadi penyakit hati
menahun yang selalu menyertai kita seumur hidup. Nggak ada hal yang
lebih menyedihkan kalau hidup kita selalu memikul beban “sakit hati”
tersebut. Kenapa? Karena kita nggak pernah merasa damai dan “lepas”.
Bayangin saja, mata kita pasti capek karena terus ngeluarin air mata.
Belum lagi ditambah rasa benci, nggak percaya orang lain, dendam ...
pokoknya bawaannya ”parno” lah!
Sebenarnya penyakit hati ini bisa disembuhkan. Asalkan kita tahu bagaimana menyikapinya.
Tapi sebenarnya, apa iya kalau sakit hati itu mesti dilampiaskan dengan
cara yang ekstrem dan cenderung negatif? Atau adakah cara lain yang
bijak?????? (ini mngkn yg msh q bingungkan)
Kalau
menurut aku, cara jitu bagi orang yang penuh marah untuk bisa bebas dari
beban adalah ”memberikan maaf”. Dengan melepas kekesalan dan membuang
jauh-jauh pikiran balas dendam, rasa marah bisa terangkat dari pundak
kita. Sakit hati juga semakin mereda dan kita bisa melupakan kesalahan
orang lain.
Well, mengucapkan selalu lebih mudah
daripada melakukan, meskipun kita tahu bahwa kita punya kesulitan dalam
hal memaafkan. Sebaiknya kita ingat, memaafkan bukan berarti kita kalah
kok, justru sebaliknya memukul telak orang-orang yang telah menyakiti
kita dengan kasih. Memaafkan juga menunjukkan penghargaan kita terhadap
diri sendiri, karena kita telah membebaskan hati kita dari rasa sakit.
Dengan kata lain, memaafkan akan membantu kita menata kembali serpihan
hati kita yang telah berantakan.
Daripada nangis dan
bikin mata bengkak, mengurung diri di kamar, memusuhi semua orang, atau
bahkan malah mengkonsumsi narkoba dan bunuh diri segala, mending kita
cari cara lain yang lebih baik untuk mengatasi rasa sakit hati kita.
Kita masih muda dan kayaknya waktu kita akan sia-sia kalau hanya
dihabiskan untuk marah, dendam, mengasihani diri sendiri dan menyesali
kondisi. Semuanya bakalan percuma karena gak bakal bikin keadaan kita
lebih baik!
Kalau kita melakukan hal-hal bodoh sebagai
ungkapan sakit hati, mungkin kita akan merasa lebih baik karena emosi
kita tersalurkan. Tapi itu cuman rasa nyaman sesaat dan bikin kita
tambah terpuruk. Lebih baik sebagai pelarian, kita menggali potensi yang
ada dalam diri kita seluas-luasnya dan berusaha menggapai impian kita.
Dengan begitu, kita merasa lebih ”hidup” dan memandang segala sesuatu
lebih dewasa.
Mungkin kalian pernah mendengar pepatah
mengatakan ”Setelah badai hujan, pasti muncul pelangi”. Aku juga baru
sadar kalau hidup ini penuh harapan. Pasti ada sesuatu yang indah
menunggu kita di depan sana. Orang yang berani bukan orang yang meninju
lawannya sampai roboh, tapi orang yang mau menghadapi kenyataan dan
tetap melangkah maju, betapa pun sulitnya pergulatan hidup yang ia
hadapi. Buktikan kepada diri sendiri dan semua orang bahwa kita mampu
melewati semuanya. Sesedih apapun kita, sesakit apapun hati ini, kita
harus tegar dan jangan mau kalah sama keadaan. Itu baru layak dapat
acungan jempol! Bener kan prend????
Mungkin ada
manajemen sakit hati untuk bisa memaafkan dan punya harapan buat masa
depan. (Ini menurut versi aku sich)
1. Tarik napas
panjaaaaang dan terimalah kenyataan. Belajar melihat bahwa hal-hal yang
terjadi dalam hidup kita nggak selalu sesuai dengan apa yang kita mau.
2.
Cari seseorang untuk curhat tentang masalah kita. Kalau takut bocor,
mungkin bisa curhat sama diary. Pokoknya jangan dipendam sendiri. (Cz
aku pernah ngrasain malah tambah sakit kalau dipendam sendiri)
3.
Jangan menyembunyikan sakit hati buat diri sendiri apalagi sampai
menutup diri karena takut untuk sakit hati lagi. Justru dengan begini
malah bikin kita jadi sasaran buat marah, kepahitan, dan kasihan sama
diri sendiri.
4. Dekatkan diri pada Allah. Dengan berdoa, aku
yakin kita bisa semakin kuat, punya pandangan, dan nggak gampang jatuh.
Memohon kepada Allah untuk bisa membersihkan hati dan pikiran dari rasa
marah, dendam, dan sakit hati. Supaya kita bisa memaafkan dengan tulus.
Daripada
menutup diri, jadi budak narkoba, atau malah bunuh diri, kita bisa
mengubah sakit hati menjadi sesuatu yang lebih penting buat hidup kita.
Misalnya saja:
1. Daripada nge-drugs atau bunuh diri,
mendingan kita olah raga, main musik, atau melakukan sesuatu yang kita
suka buat membangkitkan semangat hati.
2. Patah hati nggak
berarti menutup diri buat cowok / cewek lain. Mungkin itu justru malah
merugikan diri kita sendiri ! Buktikan kalau kita bisa mendapatkan pacar
baru yang lebih ”berkualitas” dibanding mantan.
3. Habiskan waktu dengan teman-teman biar nggak ngerasa kesepian dan biar nggak berpikir aneh-aneh.
4.
Kalau perlu, tulis kisah hidup kita yang penuh warna itu dalam jurnal
yang buesaaaarrr...... Kalau selesai, siapa tahu bisa dijadikan sebuah
novel keren karya kita sendiri. Hehe...
Hmmm,,,,,siapa bilang sakit hati bikin kita jadi nggak produkif.....????
Orang yang melihat dunia dengan penuh curiga dan sinisme,,,justru bisa memperpendek umur mereka sendiri............
Cayoo....... !!!!!!!!
(By: Nagin)